Us and Them (2018), about ex and late expression of love

by - Agustus 20, 2020



(source: IMDb)

Hola! Kali ini film yang dibahas adalah film original netflix dari Tiongkok disutradarai Rene Liu yang patut diperhitungkan. Kenapa demikian? Langsung saja pada penjelasannya (SPOILER ALERT)

Film ini memiliki 2 plot (maju dan mundur), satu latar berwarna, dan satunya lagi berwarna hitam-putih. Latar berwarna menggambarkan masa lalu, sementara hitam-putih menggambarkan masa depan.

Cerita diawali dengan pertemuan Jianqing (Jing Boran) dan Xiaoxiao (Zhou Dongyu) di dalam pesawat. Mereka nampak agak canggung, namun masa lalu mereka 10 tahun yang lalu membawa mereka untuk kembali saling berbicara lebih dalam. 

Jianqing dan Xiaoxiao bertemu di tahun 2007, tepatnya di dalam kereta dari Beijing menuju kampung halaman mereka masing-masing. Pertemuan itu berawal dari Xiaoxiao yang kehilangan tiket keretanya, kemudian dibantu oleh Jianqing. Mereka pun jadi akrab dan bergabung dengan teman-teman lainnya di kereta. 

Jianqing hanya hidup berdua dengan ayahnya di kampung. Ayahnya membuka semacam kedai makan dan setiap ada tahun baru, ayahnya pasti kedatangan teman-teman dan para tetangganya untuk makan bersama. Xiaoxiao sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya ia cari saat pulang ke kampung halamannya karena ia merasa sudah tidak punya siapa-siapa, ia pun akhirnya bergabung dengan Jianqing malam itu merayakan tahun baru bersama. 

Mereka berdua semakin akrab dan mereka mulai membicarakan tentang mengejar mimpi dan menjadi orang sukses di Beijing. Sungguh mimpi yang besar. Merekapun membawa mimpi itu dan benar-benar merantau ke Beijing demi hidup yang lebih baik, but you know this is not a dream world, this is reality. Kehidupan mereka tidak seindah yang mereka rencanakan di sana. 

Jianqing bermimpi menjadi game developer harus bekerja di sebuah toko barang elektronik bersama teman-temannya. Sementara Xiaoxiao yang bermimpi menikah dengan pria Beijing benar-benar mendapatkan pria yang ia idamkan, namun sayang hubungannya dengan pria itu harus kandas karena tidak direstui oleh orang tua si pria dengan alasan latar belakang Xiaoxiao yang kurang menurut ibunya. Xiaoxiao pun kehilangan tempat tinggal dan terpaksa ia meningap di tempat Jianqing yang sangat sempit untuk 2 orang.

(source: Cinema Escapist)

Alhasil mereka harus hidup bersama dan saling berbagi di tempat sempit itu. Jianqing pun ditinggalkan teman-temannya yang ingin bekerja lebih baik, ia pun berakhir jadi penjual kaset ilegal, Sementara itu Xiaoxiao terus berusaha mencari pria idamannya dengan berbagai cara, salah satunya dengan berdandan mengenakan wig agar terlihat menarik. Namun lagi-lagi saat ia menjalin hubungan dengan seorang pria, ternyata pria itu sudah beristri dan beranak.

Jianqing pun menghibur Xiaoxiao agar tidak bersedih, Jianqing pun masih mengerjakan game yang ia rancang, tokoh dalam game itu adalah Ian dan Kelly yang bercerita tentang perjuangan Ian mencari Kelly. Xiaoxiao pun bertanya, "bagaimana jika Ian tidak pernah menemukan Kelly?"

Jianqing pun menjawab, "Maka dunianya tidak akan pernah berwarna"

Jianqing dan Xiaoxiao pacaran layaknya anak muda kebanyakan yang dimabuk cinta, saling menyayangi dan menjaga.

(source: IMDb)

Namun ternyata rasa cinta itu kalah besar dari ego mereka masing-masing. Jianqing yang tertekan karena ambisinya, berubah drastis dan Xiaoxiao tidak bisa lagi menerima keadaan Jianqing yang menurutnya sudah keterlaluan, Xiaoxiao pun memutuskan pergi meninggalkan Jianqing, dan Jianqing pun tidak melarang Xiaoxiao pergi. Mereka pun berpisah.


OKAY, this film brought me into tears. I think this is beautiful, touched, meaningful, but ironic at the same time. 

Imagine when two people are falling in love, but the world against them. Uang pas-pasan, makan satu bungkus mie instan untuk berdua, terpaksa naik taksi padahal ongkosnya bisa buat mereka makan beberapa kali. In reality, tidak semua pasangan bisa 'tahan' dan 'sabar' dengan kondisi seperti ini. Banyak perpisahan terjadi karena masalah ekonomi yang berujung pada perbedaan pandangan hidup, padahal masih saling cinta. 

(source: IMDb)

Applause untuk akting Zhou Dong Yu yang membawa karakter Xiaoxiao menjadi seorang yang ceria, manis, baik dan sabar. Terlebih ia bisa membangun hubungan yang baik dengan ayah Jian Qing. Emosi Xiaoxiao benar-benar terpancar. Kemudian Jing Boran, awalnya speechless juga Jing Boran bisa bermain dengan baik menjadi Jian Qing karena awalnya kenal Jing Boran dengan karakter cool nya di Love O2O. 

(source: IMDb)

Kembali ke adegan, salah satu momen yang heartbreaking adalah saat Jianqing dan Xiaxiao menyadari kesalahan masing-masing di masa lalu, dan Jianqing yang menyesali keputusannya tidak melarang Xiaoxiao pergi saat itu. Namun apa daya, nasi sudah menjadi bubur, terlebih saat Xiaoxiao melihat cincin di jari manis Jainqing, yang artinya Jianqing sudah memiliki istri. 

Bocoran yang lebih: awalnya gak sadar kalau Jianqing ini sudah married. Namun setelah perhatikan lagi dia pakai cincin di jari manis DAN.... Jianqing dapat video call dari anak kecil yang ternyata anaknya Jianqing. 

Agak kecewa sebenarnya karena nasib Xiaoxiao tidak senikmat Jian Qing di masa depan. Ia masih harus berjuang padahal ialah yang sudah menemani Jian Qing dari nol.Inilah yang saya pikirkan saat pertama kali menonton film ini. Namun, setelah saya tonton ulang, hal ini lebih dari itu. Meninggalkan Jian Qing adalah keputusannya, bahkan saat Jian Qing sudah sukses ia tak berharap agar bisa kembali bersama pria itu karena Xiaoxiao sudah 'berdamai' dengan dirinya sendiri dan kenyataan bahwa ia tidak akan bisa bersama Jian Qing lagi, and she's okay with that. 

Diakhir pertemuan mereka saat itu, mereka memutuskan untuk berpisah secara 'benar', mengingat di masa lalu mereka berpisah dengan cara yang buruk.

"Let's make our farewell properly. Goodbye Jian Qing Lin" 

"Xiao Xiao Fang, goodbye"

"Pick the stars from the sky, bring the pearls from the ocean"

"You will find that person"

(source: wherever-I-Look)

Secara sinematografi film ini sangatlah indah, seperti tidak sedang menonton Chinese film melainkan seperti film Hollywood, sebagai film debut garapan, Rene Liu patut diacungi dua jempol. Apalagi saya amaze dengan ide 2 latar warna berbeda yang dibuat yaitu latar berwarna untuk masa lalu dan latar hitam putih untuk masa depan yang melambangkan jika hidup Jian Qing selama perpisahannya dengan Xiaoxiao tidak berwarna, dan itulah yang menjadi inspirasi Jian Qing membuat game yang mengantarkannya pada kesuksesannya sekarang.

Film ini bukan hanya menceritakan kisah cinta klise Jian Qing dan Xiaoxiao yang sebenarnya di realita juga kejadian kepada beberapa orang alias jagain jodoh orang terlebih dari susah, tapi film ini juga menggambarkan hubungan yang 'buruk' antara Jian Qing dan ayahnya. Si ayah kurang mengerti dengan impian Jianqing, hubungan merekapun terlihat kaku. Namun dilubuk hati sang ayah, ia sangat menyayangi Jianqing. 

Kita pun diperlihatkan  realita yang juga dialami sebagian orang, semakin kita tua maka kebersamaan kita juga akan luntur. Kiranya begitulah yang terjadi di rumah makan ayah Jianqing yang dulu ramai saat tahun baru, namun semakin tahun semakin sepi, bahkan sampai ayah Jianqing merayakan tahun baru sendirian. Hingga suatu hari, sang ayah buta karena penyakit tuanya. 

Sampai Jian Qing sukses karena game yang ia buat, Jian Qing berkunjung ke kampung halamannya dan membelikan ayahnya TV baru, namun nampak sang ayah tidak terlalu tertarik, yang ayahnya inginkan hanyalah kebahagiaan anaknya, hingga ayahnya meninggal. Ini tentu kembali lagi ke realita kehidupan sebenarnya, orang tua memang hanya mengharapkan yang terbaik untuk anak-anak mereka tanpa meminta balasan apapun. 

Hingga di akhir kisah, Jianqing membacakan surat dari ayahnya (ini part meneteskan air mata). Intinya adalah, jika ada kesempatan untuk mengatakan cinta pada orang yang kita sayang, maka lakukanlah sebelum itu terlambat karena waktu tidak datang dua kali. Itulah yang dirasakan Jian Qing, hingga akhir hayat ayahnya, Jianqing tidak sempat mengatakan ia menyayangi ayahnya.


You May Also Like

0 komentar