Less Emphaty

by - Juli 17, 2017

Pembahasan akan dimulai dari berita yang lumayan hangat akhir-akhir ini, yaitu tentang bullying terhadap mahasiswa di salah satu universitas di Jakarta. So far, thanks untuk salah satu akun di Instagram(you-know-who) yang telah memposting video tersebut. Cukup memberi gambaran pada masyarakat bagaimana cara bertindak dan memberi kesadaran bahwa bullying itu hal yang kuno dan tidak berkeprimanusiaan.
Sebenarnya, masalah bullying bukan hal baru lagi di Indonesia karena sudah terjadi berkali-kali bahkan sudah pernah menelan korban. Jadi ceritanya, dari video itu terlihat sekitar 3 mahasiswa bercanda dengan meledek-ledek mahasiswa yang berkebutuhan khusus, dia dikelilingin dan setelah itu tasnya ditarik oleh salah seorang dari mereka. Si korban akhirnya melakukan perlawanan dan kemudian meninggalkan tempat kejadian. Disini saya sempat berpikir, kalau yang dia lawan adalah petinju sih oke-oke aja satu lawan tiga atau yang setara sama kekuatan mereka, bukannya menghakimi orang yang berkebutuhan khusus, gak punya nyali? Kalau kata Sherina sih jangan beraninya melawan orang yang lemah. Yang mirisnya lagi dari video itu adalah 'hai itu ngapain yang liat-liat cuman liat dan ketawa bukannya bantuin'. Menurut saya candaan yang mereka lakukan gak ada lucunya sama sekali dan malah mengganggu mental si korban. Kabarnya bukan hanya itu saja, kejadian bullying itu sudah terjadi selama setahun belakang seperti disuruh nyayi di depan kelas. Tetap pertanyaan besar saya tertuju pada orang-orang disekitar si korban di kampus, 'itu gak ada rasa mau menolong atau ngelindugin si korban yang inisialnya FH?' Dalam kasus itu pihak kampus/dosen sebenarnya juga bertanggung jawab menjaga stabilitas kampus terlebih ada mahasiswa disabilitas. Kementrian Sosial sudah mengeluarkan UU tentang bullying. Pihak universitas seharusnya sudah siap untuk memfasilitasi disabilitas di kampus dan jangan sampai lalai terhadap hal ini.
Jujur, saya sudah banyak nonton film-film bertemakan high school dan college yang ada bumbu bullying orang, dan ciri khas si pembully adalah orang yang terkenal atau ditakuti di sekolahnya. Saat SMP juga pernah liat semacam bullying tapi tidak separah kasus ini. Dari situ bukan berarti saya belajar bahwa membully seseorang adalah hal yang keren especially yang berkebutuhan khusus. Artinya kembali lagi pada empati. Kurangnya empati banyak penyebabnya mulai dari kurangnya perhatian dari orang tua atau lingkungan yang tidak bisa diikuti, dan menurut saya empati ini lebih cenderungnya ke atitude jadinya. Masalahnya adalah dari realita yang ada secara logis tapi gak bisa masuk ke hati, contoh sederhananya ada orang jatuh, bukannya ditolongin malah diketawain dengan alasan itu konyol. Dia tau kalau jatuh itu sakit tapi gak ada tindakan. oke, you can laugh but help first. Mahasiswa itu seharusnya pemikirannya sudah matang, sudah mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk 'seharusnya'. 
Dari yang terbully juga harus dibelaki dengan keberanian dan perlawanan sebelumnya. Karena kadang para pembully bisa saja berhenti membully kalau yang dibully melawan(melawan dengan cara yang wajar). Ibaratkan kata film Black Hawk Down 'jangan tembak duluan sebelum ditembak'. Jika yang terbully merasa terusik sah-sah saja dia melawan. Hal itu pun juga telah didukung oleh berbagai organisasi di Indonesia, salah satunya Kementrian Sosial.
Meskipun saya belum punya pengalaman secara langsung satu kampus atau berteman dengan disabilitas, tapi at least kita punya awareness dan cara untuk berhadapan dan besosialiasi dengan disabilitas. Secara logikanya, orang kesusahan ya manifestasinya pertolongan. Don't look any background of them, mau mereka siapa saja tetaplah menolong sesama adalah tindakan mulia. Buat semua orang, terutama 'maha'siswa yang tingkat pendidikannya sudah berada diatas on the way strata satu dan seterusnya, kuliah itu diperuntukan untuk membuka pikiran, tergantung pikirannya terbuka seperti apa jenisnya, terjerumus ke arah positif atau ke arah negatif. Yang pasti, jika ingin menanam mawar bukan berarti kita harus menebang melati. Sekian dan terimakasih.

You May Also Like

0 komentar